Search This Blog

Tuesday, April 2, 2019

CCR | CINTA DI BALIK PERMEN KISS (Part 1)

  CINTA DIBALIK PERMEN KISS (Part 1)

     BJ. Habbie mengatakan “Mau ganteng atau tidak, kalau hatinya tidak satu frekuensi, bagaimana? Percayalah, penampilan terkadang menipu, tapi hati tidak pintar untuk berbohong. Dalam sebuah cinta, percayalah pada kata hatimu. Tak perlu mencari yang cantik atau ganteng, tapi carilah dia yang berhati tulus. Ketulusan itulah yang nantinya akan membahagiakanmu kelak. Ketika kamu sudah mendapatkan dia yang sepikirian dan sehati denganmu, jaga dan pertahankanlah! Cinta dan waktu yang akan menyatukan cinta kalian.” Inilah ungkap ku kepada setiap teriak yang bertanya tentang cinta pada ku. Kini ungkapan itu menjadi bumbu bagi cerita ku dan harus siap untuk ku cicipi. Aku sosok wanita yang menanggapi serius tentang cinta dan bagi ku cinta itu bukan hanya sekedar status atau perasaan belaka tapi lebih dari itu karna aku yakin cinta yang sebenarnya adalah kasih yang mengikat. Oleh sebab itu aku hidup dengan berbagai prinsip yang membuat ku tidak berani bermain-main dengan cinta jika aku benar-benar menemukan cinta. Prinsip itu dimulai pasti karna ada sebab dan akibat.

     Ini semua terjadi saat aku mengambil langkah menyukai sesorang yang mungkin tidak disediakan untuk ku. Tepat pada masa putih abu-abu, banyak orang medengungkan bahwa itu adalah masa-masa indah yang akan selalu dikenang. Masa dimana banyak insan yang mencari jati dirinya dan mulai bermain dengan cinta bahkan mungkin sampai bercumbu dengan cinta. Masa itu juga sangat menggelikan karna banyak para anak alay yang berkeliaran menunjukkan lebaynya masa itu.  Sungguh ironisnya banyak yang berpacu membuat status percintaan bahkan berlomba mencetak skors tertinggi dalam berpacaran trus pembulian terhebat bagi para jomblo juga ada pada masa ini. Kemudian para jomblo berjuang keras dalam memecahkan poin nol dalam dunia percintaan. Itulah sedikit yang ku tahu tentang masa putih abu-abu. Dan pertanyaannya di posisi manakah kamu??? Mengenai diriku yang dikenal dengan si gadis culun, kutilang (kurus, tinggi, tinggal tulang), jauh dari kata modis plus plus ini terjebak pada posisi berjuang dan menanti pemecahan point nol bagi para jones (jomblo ngenes). Di saat itu aku berada pada masa SMA aku menyukai teman sekelas ku yang sering di panggil dengan kadal air, itu hanya sapaan akrab, dan nama aslinya Yogi Rahardi, bagi ku dia sangat menarik dan sempurna karna dia memiliki perawakan tinggi, tampan dengan pesona kulit putih plus hidung mancunggnya, juga dia hebat dalam banyak bidang salah satunya olahraga dan yang membuat ku sangat menyukainya dia cerdas, humoris, dan terlihat apa adanya. Hmmm tipe ku benget. Tapi itu hanyalah mimpi siang bolong bagi gadis seperti ku untuk dekat dengannya.

     Detik lewat detik, hari berganti hari, tahun pun berganti masih saja tetap pada posisi yang sama sebagai jones. Yah, mau tak mau aku dan sahabat joneskku hanya bisa merenungi nasib dibawah pohon besar yg berada ditengah sekolah dan pohon itu sering disebut dengan “pohon cinta”, entah darimana asal usul nama pohon itu, tapi konon katanya banyak cinta yang terjadi dibawah pohon itu.
     
     “Tha… kok nasib kita dari tahun ke tahun sampai mau penghujung akhir masa putih abu-abu, kok belum merajut kisah indah ya?” tanya ku dengan wajah memelas pada dhita sahabat ku.

“Benar ya Maia, habisnya kita sih sok jual mahal kalau uda ada yg dekatin.” Jawabnya

“Yah, mau gmana lagi cintakan gak bisa dipaksa, emang kamu mau kayak mereka punya banyak pacar dengan hubungan yang gak jelas. Apaan tuh hubungan putus nyambung trus nangis, nyesal, trus putus, trus cari lagi. Ingat kita harus berbeda dari mereka.” jawabku dengan menyakinkannya

“hmp, iya sihh… tapi masa sih kita gini-gini terus suka dalam diam. Kamu sih masih mending yak sepertinya Yogi udah tahu kalau kamu suka dia trus kalian juga sekelas kan kamu punya peluang dekat sama dia” ketusnya

“bodoh, kok mending sih??? Aku malu tahu, maluuuu bangettt. Aku sarankan jangan sampai Lois tau tentang perasaan mu kalau kamu gak mau rasakan sakit seperti ku. Tahu sakitt banget. Tahu Yogi itu ngesok karna dia sempat tahu aku suka sama dia dan sekarang aku mau move on dan coba memulai bermain dengan cinta. Gimana dengan mu mau tetap bertahan menanti orang yang sama?” jawabku

“ntahlah, aku kurang yakin untuk tetap menunggu dia. Selera Lois itu kelas atas, sedangkan aku dikelas orang biasa trus dia juga teman kakak ku dan rasanya gak etis aja kalau aku bisa dekat dengannya. Tapi aku mau jujur sesuatu sama kamu tentang sosok yang mungkin sempat membuat ku tertarik karna menurutku dia cukuplah….” Jawabnya dengan senyuman karna baginya dia telah berhasil membuat ku penasaran.

“cukupp, apa??? tertarik??? Ayo siapa??? Cepat katakannn, aku kepo banget nih, ayolah” sahutku sambil mendesaknya

“Kamu pasti kenal dengan dia, jalan rumahnya masih sejalan dengan arah rumah mu, trus dia anak IPA dan termasuk cowo terpopuler di kalangan para cewe alay, dia juga kelihatan tipe cowo cuek dan masalahnya dia itu sudah punya pacar anak sekolahan sini juga.”

“coba aku akan mulai menebaknya, rumahnya sejalan dengan arah rumah ku… kalau aku sudah sebut namanya kamu harus jujur dan katakana iya… setuju.” Sambil menggarut kepala

“okeee siapp.” Dengan senyuman dan mengacungkan jempol ke arah wajah ku

“Reimond, Frengky, Tian, Emerson, setau ku hanya ini aja deh”

“Haha, masa sih??? coba lagi !!! kamu itu hanya sebut nama teman-temannya saja. Anak IPA loh Maia” jawabnya sambil membuatku semakin penasaran

“Haha, sekarang aku tahu pasti Ruben kan, anak IPA, cowo terpopuler, dan dia udah punya pacar dan pacarnya itu si cewe bengis. Benarkan… sudah pasti benar, udah kebaca dari raut wajah mu” dengan tertawa keras

“Hehe, ia ya… benar. tapi… aku hanya mengagumi aja” sambil tersenyum lebar

“Yah, memang gitu ya. Kita hanya bisa mengagumi dari dalam hati tanpa perlu meluapkannya karna nanti hanya ada sakit.” Sambil mengelus dada

“jones selamanya ya… siapa ya nantinya… uhhh” sambil bertatap muka
Bel  masuk pun menyala hingga kami harus menyudahi pembicaraan yang kurang bermutu itu. . . . . .
             
     Dalam bayang ku semua terlihat indah namun itu tak seindah dunia nyata ku yang harus terjerat dalam perasaan bodoh yang sempat ku taruh pada Yogi. Aku bukan tipe gadis yang mau mengutarakan perasaan terhadap siapa pun apa lagi pada Yogi. Sikapnya yang tidak dewasa dalam menyikapi omongan banyak orang mengenai perasaan yang kutaruh padanya membuat ku sadar bahwa hal yang paling sakit adalah jika cinta itu bertepuk sebelah tangan. Sehebat apa pun aku menyukainya tak ada niat ku untuk memulai pembicaraan dengannya, sebesar apapun keinginan ku untuk dekat dengannya tak ada niat ku untuk berjuang mendapatkannya. Entahlah apa mungkin ini karena aku takut dikatakan sebagai wanita murahan atau memang aku hanya sebatas mengaguminya. Aku hanya mengerti jika memang dia disediakan untuk ku tak perlu mengejar waktu aku menyatukan kami nantinya.

     Sikap Yogi semakin hari semakin membuatku jengkel dan muak melihat tingkahnya. Secara tidak langsung ia sering mengolok-olok ku dengan perkataannya yang sadis. “seribu cewe seperti dia bisa aku dapatkan kok” entah apa maksudnya mengatakan itu ketika aku lewat di dekatnya, hati ku begitu hancur dan rasanya begitu sakit. Ternyata cinta memiliki dua sisi, cinta dapat membuatmu kokoh bahkan cinta juga dapat membuat mu rapuh, sekarang hanya bagaimana cara menyikapi cinta itu.
           
     Ada suatu kejadian yang membuat ku benar-benar berhenti menyukainya bahkan sangat membencinya hingga aku mengutukinya. Kejadian itu dimulai saat aku menunjukkan buku kesukaan ku yang berjudul 5 B UNTUK MENGALAHKAN KEKHAWATIRAN.

“Teman-teman aku banyak belajar dari buku ini, dan aku menyarankan kalian mau membacanya” tawar ku kepada dina, ditha, dan Resi."

“Tawarkan juga dengan your prince Maia siapa tau terjadi perubahan dalam dirinya” sahut Dina

“Haha, Prince??? Enggak akan pernah” jawabku tegas dan menaruh buku itu dalam ransel ku.

     Saat bel berbunyi aku pun mempersiapkan diri untuk pulang dan ku sadari buku kesayangan ku tak lagi berada dalam ranselku dan semua teman-teman sudah pulang, aku pun mencoba mencari buku itu  namun tak ku temukan. Dengan lelah aku mengmpulkan semua sahabat ku untuk membantu ku mencari buku itu namun kami tidak berhasil menemukannya. Dengan harapan kosong aku pulang semangat yang telah ku kumpulkan pun hilang sekejap dan perasan ku begitu tidak tenang karena aku punya firasat yang buruk menegnai hilangnya buku itu.

     Keesokan harinya saat aku sampai disekolah banyak wajah yang menatap ku dengan tatapan tajam dan itu membuat ku resah. Tak lama aku duduk dalam kelas angel sahabatku menghampiriku dengan tergopoh-gopoh sambil membawa telfon gegamnya.

“Maia, yak kamu dapat pesan dari Yogi???” tanyanya dengan mendesak.

“Pesan??? Enggak, aku tidak pernah menyimpan no HP nya begitu juga dengan dia” jawab ku.

“Pantesan kamu terlihat biasa, buku mu sudah ketemu?” tanyanya dengan begitu penasaran.

“Belum, apakah kamu tau tentang buku itu?” jawabku dengan wajah kebingungan.

“Hm, kamu memang benar-benar tidak tahu? Yogi yak” sahutnya dengan wajah yang di penuhi kerutan.

“Eh, ada apa sih??? Jangan membuat ku resah tarik napas trus jelaskan pelan-pelan ya njel”.

“Yogi kirim ke semua pesan kontaknya mengenai buku itu dengan kata-kata kasar” jawabnya dengan pilu.

“Apa??? Bagaimana buku itu bisa ada dengannya? Bukankah kita sudah mencarinya kemarin? Emang dia bilang apa? Tanyaku dengan penasaran sambil mengoncangkan bahunya

“ dia bilang (Dasar cewe menjijikkan, dengan cara murahan menaruh buku yang tak bermutu ini)”

     
Seakan tenanga ku tak sanggup menopang tubuh ini. Sungguh aku tersontak kaget mendengar itu, dan aku hanya bisa menangis tak peduli dengan sorotan mata tajam, hatiku begitu hancur sangat hancur. Orangtua yang sudah berjuang menata hidupku tak pernah mengatakan aku menjijikkan tapi dia yang bukan siapa-siapa ku begitu berani mengatakan kata terlarang itu. Aku sungguh membencinya sangat membencinya. Si bening cair tak berhenti mengalir dari mata yang tak dapat berbohong menggambarkan begitu rapuhnya aku saat itu. Hal yang sangat membuat ku pedih hati ternyata buku itu ditaruh oleh Dina namun aku yang terhujat. Terkadang cinta begitu membingungkan dia datang secara tiba-tiba dan harus pergi dengan tiba-tiba pula. Memang benar Apa yang kamu sebut perjuangan mungkin dimaknai suatu kebodohan bagi orang lain. Usai kejadian itu tekad ku semakin bulat untuk melupakan dia dan merubah status jones ini. “Aku masih hidup dalam banyang mu tapi aku harus berusaha keluar dari bayang itu agar rasanya tidak semenyakitkan dulu.” Kata ku dalam hati sendu. 


No comments:

Post a Comment