Search This Blog

Wednesday, March 27, 2019

CCR | DULU ADA DAN TELAH TIADA

DULU ADA DAN TELAH TIADA

     Impian itu seperti sayap, dia membawamu ke berbagai tempat dan itulah alasan mengapa aku berada di tempat ini yang ku sebut dengan dunia baruku. Aku tak menyangka impian itu harus ku mulai di tempat isolasi ini yang tak lain sebuah asrama kecil bagaikan aquarium kotak yang lengkap dengan pernak-perniknya. Kini aku bagaikan ikan kecil yang selalu bertemu dengan ikan-ikan yang sama yang belum keluar dari aquariumnya. Dalam secerca harapan akan ku raih impian itu dengan  penuh keyakinan tanpa pengecewaan yang membuatku jatuh tiada guna dan mencoba meraih impian itu seperti caraku raih bulan dilangit, dan kalau ku gagal, paling tidak aku berada diantara bintang-bintang. Sehingga keberadaan ku di tempat ini tidak akan menjadi sia-sia karena aku menggenggam secerca harapan yang akan ku wujudkan di setiap langkah ku. Tak kusangka dunia baru ku membawaku pada sebuah teka-teki yang memberi rasa nano-nano dalam hidupku. Ya nano-nano ya artinya banyak rasa, saat aku ingin menyelesaikan teka-teki itu aku diperhadapkan dalam sebuah dilema dan cinta. Dilema yang penuh pilihan dan keputusan akan status ku sebagai mahasiswa dan anak asrama yang menyandang banyak peraturan. Mengenai cinta, teka-teki yang akan ku pecahkan membawaku pada dua sosok laki-laki yang berhasil membuatku binggung dengan sikap mereka. Laki-laki itu adalah Zen dan Son ya itu sapaan akrab ku kepada mereka yang adalah teman seangkatanku. Awalnya terlihat biasa-biasa saja sekedar berteman baik dan memang hanya teman, tapi lama-kelamaan pertemanan itu mulai dibubuhi sebuah rasa yang aku tak mengerti dengan jelas rasa apa itu. Perasaan apa pun yang kurasakan mengenai mereka harus ku tangkis dan ku hempas sejauh mungkin. Tapi teman sekelasku selalu membuli ku dengan mengaitkan namaku dengan Zen dan Son yah itu sungguh menyebalkan dan merisihkan buat ku. Setiap hari aku selalu mendengar “ciee Siska” jika aku dengan dengan salah satu dari mereka Zen atau Son.

     Waktu tak pernah letih berputar hinga hari-hari pun selalu berganti yang menandakan bahwa aku memang harus bisa beradaptasi dengan dunia baru ku saat ini. Saat waktu berputar semaunya aku hanya bisa menunduk patuh karena aku terjerat dalam waktu panjang dengan segala peraturan ditempat ini hingga aku tak dapat berjalan semau ku sama seperti waktu. Setiap harinya sebagai anak asrama kami memiliki jam belajar malam dikelas dan semakin banyak pula waktu untuk aku dapat bertemu dengan kaum usil yang selalu menjadikanku lelucon kelas. Tak ku sangka lelucon yang dilontarkan padaku menjadi sebuah jawaban untuk aku dapat memecahkan teka-teki yang menjadi bumbu dalam cerita cintaku. Seiring waktu berputar nama Son tak terngiang lagi dalam lelucon kelas tapi masih saja aku jadi bahan lelucon kelas dengan mengaitkan nama Zen kepada ku. Yah sekarang aku mengerti Son adalah sosok yang cukup dewasa dalam menanggapi setiap situasi yang dikaitkan pada dirinya sehingga tak lagi terdengar namanya sebagai lelucon dikelas. Sedangkan Zen si pria yang dapat kukatakan yah lumayan tampan, berperawakan tinggi 180 cm hingga saat aku berdiri dekat dengannya bagaikan jari manis dan jari kelingking, selalin itu dia pria yang cukup hebat dalam seni music, yah sangat menarik untuk diperhatikan, hehe hanya untuk dikagumi.

     Jika waktu dapat berperan dengan hebat dalam duniaku mungkin saja waktu dapat membawaku pada cerita cinta ditempat ini tapi tempat ini kelihatan begitu angker tidak mungkin ada cerita cinta. Wajar saja jika aku katakan tempat ini angker habisnya setiap yang jatuh cinta dan bermain dengan cinta akan mendapat sanksi tegas ditempat ini…. namanya juga asrama. Jadi aku gak boleh terjebak dengan cinta… “Fransiska Wahyu Fridawati kamu harus fokus dengan tujuan mu jangan kecewakan orang yang senantiasa selalu mendukungmu berada ditempat ini” teriak ku dalam hati. Benar waktu begitu hebat ia menjebakku pada suasana yang dapat menggoyahkan ku ditempat ini. Entah apa yang kulakukan aku selalu saja jadi bahan lelucon kelas dan dikaitan dengan Zen dan kenapa Zen selalu terlibat dalam ceritaku, kalau tidak satu kelompok, aku bersahabat dengan Ita yaitu adiknya Zen, jadi mau gak mau aku selalu dengar nama Zen terngiang dalam alam pikirku. Apakah dia orang yang dapat menjadi bumbu dalam cerita cintaku ditempat ini ??? IMPOSIBLE !!!

     Angin tahu kemana arah dia harus bertiup tapi kali ini aku bingung entah angin apa yang membuat Zen berbagi cerita dengan ku mengenai Ita sahabat ku, hm mungkin karna aku dekat dengan adiknya ya? Aduh lagi-lagi angin seperti kehilangan arah karena Zen mengajak ku belajar bersama, bertanya mengenai pelajaran, dan curhat. Hari berganti hari hubungan ku dengan Zen sangat dekat tanpa sadar kami saling mengenal satu sama lain, saling bertukar pikiran, bertukan cerita selayaknya orang yang menjalin hubungan. Diawali dengan rasa kagum padanya dan ini tumbuh secara perlahan hingga membuat ku ingin selalu dekat dengannya, tahu tentangnya, mendengar suaranya, melihat tingkah anehnya yang terkadang membuat hati ku luluh lanta hingga kusadari aku terjebak dalam cinta. Lelucon dikelas tak pernah berhenti seakan lelucon itu menjadi nyata bahwa aku memang benar-benar mencintainya. Cintaku kepadanya mampu mengoyakkan logika ku seakan alam pikir ku membawa aku pada bawah wajahnya dengan senyuman yang terpancar pada wajahnya. Apalagi jika aku mengingat momen indah yang membuat hatiku dipenuhi bunga-bunga indah ketika hal yang cukup romantis dilakukannya padaku dengan memberi ucapapan semangat yang di dalamnya ada gambar sebuah keluarga harmonis pada buku tulis yang sama seperti bukunya. Rasanya hubunganku dengannya bukan sebatas teman dekat lagi karena ku tahu dia sudah memberi sinyal mengenai hubungan yang serius, sinyal itu membuat jantungku berdebar kencang dan hatiku meluap kegirangan ketika dia memperkenalkan ku dengan keluarganya. Tanpa ku sadari dia mengatakan kepada adik-adinya bahwa dirikulah wanita yang disukainya.

     Ku sadari cinta itu tidak akan selalu berakhir indah ketika saat dimana aku mendengar pernyataan yang membuat hatiku teriris yah begitu pedih.

“Sis kamu dengan Zen pacaran ya?” tanya kak Mery padaku

“Di doakan aja ya kak. Kakak benaran dengan kak itukan? Kalian mirip loh kak” Jawabku untuk mengalihkan pertanyaannya

“Haha, masa sih mirip??? Amin ya Tuhan. kamu juga dengan Zen mirip kok” jawabnya sambil tertawa

“Ahk, enggak ya kak. Cowo seperti Zen mana mirip dengan ku. Jelas jauh beda…. aku kan jelek.”

“Kan itu penilaian mu, bukan Tuhan yang nilai siapa tahu suatu saat kalian dipersatukan. Oh ya, kemarin Ita cerita kalau Zen itu belum bisa Move On dari mantannya apalagi mantannya kasih kabar gitu. Pantesan Zen pernah bilang kalau dia suka dengan ku karna aku mirip dengan mantannya trus dia sempat sih kasih lihat foto mantannya ke aku. Tapi gak mirip kok hanya saja mantannya pakai kacamata sama seperti ku.” Jawab kak Mery yang membuat hati ku resah

“Ia kak, biarlah dia kembali pada mantannya kalau memang itu yang terbaik karena aku tahu, Tuhan sudah sediakan yang jauh lebih baik.” Jawabku dalam kepedihan.

     Waktu berputar semaunnya sama seperti Zen yang bertingkah semaunya tanpa peduli pada hatiku yang hancur sikapnya berubah lambat laun dia semakin menjauh dari ku dan berubah menjadi sosok yang cuek. Aku tak habis pikir ternyata cinta itu memiliki sisi sakit yang aku tak mengerti apa obat yang dapat meredakan rasa sakit yang kuderita karena cinta. Hanya ku tahu Tuhan tak pernah membuat ku jatuh sampai tergeletak.

“Sis kamu fokus belajar ingat jangan kecewakan orang yang sayang sama kamu. Jika kamu menyukai seseorang tahan dulu aja ya.” Tegur Mas Sugianto dan Mbak Carolin.

     Hingga ku tahu ini memang sudah harus terjadi supaya aku tetap pada tujuanku bukan pada cinta yang tidak jelas seperti ini. Ku sadari sepertinya Orang yang jatuh cinta diam-diam, paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yg kita inginkan. Seharusnya aku mengerti dengan hal ini, keterlambatan ku mengerti hal ini membuat hatiku seperti kertas remuk yang ku tahu mustahil untuk bisa kembali seperti awalnya. Kini malam seakan mencekam yang membuatku termenung di sudut kamar yang membangkitkan kerja otak untuk mengingat awal yang penuh juang dan sejuta harapan untuk tetap bisa merasakan naungan dan buaian kasih sayang darinya. Namun, itu hanya kenangan indah yang pernah ada, ingatan indah itu menyesak dadaku hingga ku merasa pedih di hati, hmm sesak ku rasa, bahkan si bening cair mulai membasahi pipiku hingga kini aku paham mengenai suatu hal yang seharusnya aku sadari sejak awal  yaitu “Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan”. Aku hanya bisa berseru dalam doa tentang pedihnya cinta ini. Si bening cair tak lelah berhenti membasahi wajah ku.  “Ketika wanita menangis, itu bukan karena dia ingin terlihat lemah, tapi dia sudah gak sanggup berpura- pura kuat” gumamku dalam hati yang sendu. Aku tak menyangka bahwa cinta juga bisa sesakit ini bagaikan duri dalam daging yang tertutupi oleh kulit yang begitu keras hingga aku tak dapat melepas duri yang menyiksaku. Aku hanya bisa terdiam dalam keheningan malam menahan rasa sakit yang dalam padanya yang dahulu pernah menjadi pengisi ruang hati dan yang selalu menghiasi hati dengan sikap manisnya.



Sunday, March 24, 2019

CCR | HUJAN, HUJAN DAN HUJAN

HUJAN, HUJAN DAN HUJAN

     Saat rintik hujan turun membasahi bumi aku menyadari kehebatan dari hujan yaitu hujan mampu membawa raga pada bayang kenangan yang telah lalu. Hujan berhasil menghipnotis dan  membawaku terayun dalam bayang saat pertama kalinya aku menyadari bahwa aku jatuh cinta dengan dia, yang sering ku sapa kak Yerry.  Aku menaruh hati pada kakak kelas ku, yang diawali dengan hal konyol dan membuatku tak mengerti jelas, apa yang membuat ku tertarik padanya. Tapi tersadar aku telah dilumuri lem yang membuatku merekat dengannya. Terbayang saat aku melihatnya jantungku berdegup kencang seakan tak mau diajak kompromi, bola mataku membesar dan tak sanggup berkedip, tubuhku kaku seakan terkena struk ringan, dan anehnya lagi si bening cair membasahi permukaan keningku seakan aku telah mengangkat beban seberat seratus ton. Tak dapat ku lupa kekonyolanku saat bertemu dengannya dan wajah terheran-heran yang ditunjukkannya saat melihat ku membuat pipiku merah merona menahan malu. Tak disangka ternyata dia dapat menaruh hati pada gadis aneh sepertiku hingga aku dan dia terpadu dalam cinta hingga membangun jembatan pada suatu hubungan yang di dasari komitmen. “Terimakasih” gumam ku sambil melihat hujan. Setidaknya kenangan itu terlukis saat hujan untuk mengobati pilu yang kurasa karna aku diselimuti rindu yang dalam kepada dia, yang ku cinta.

     Kembali aku memperhatikan hujan yang begitu riang menari diiring suara gemuruh yang sempat membuat ku takut. Tersiar dalam pikiranku dibalik hebatnya badai pasti ada hujan dan halilintar. Sehebat-hebatnya masalah dan seperti apa pun masalah akan ada tetesan air dan jeritan dalam tangis. Lagi-lagi hujan menjebakku pada untaian peristiwa “ha…. Mengapa semuanya berubah, mengapa harus begini?” teriakku dalam hati mengingat begitu pilunya hubungan ku saat ini. Sepertinya hubungan ini lagi dilanda badai. Memang benar perempuan lebih handal dalam menggunakan perasaannya hingga lebih cepat terluka karna lupa menggunakan logika, ya mungkin seperti itulah diriku. Sebut saja aku Miccel yang begitu mencintai Yerry, dan aku tipikal gadis yang tidak memiliki sisi romantis. Uhhh,,, bayangkan saja betapa sulitnya menjalin  hubungan dengan ku, wajar saja jika Kak Yerry jenuh dalam hubungan ini. Hari-hari ku berlalu seperti rintik hujan yang selalu jatuh mengikuti maunya angin. Tidak ada bedanya denganku yang selalu dalam usaha keras mengikuti alur permainan hubugan ini. Jujur saja sangat berat bagi gadis seperti ku menjalin hubungan dengan pria yang jauh berpengalaman tentang seluk beluk cinta. Yahhh,,, seperti hujan yang berat untuk meninggalkan awan yang gelap.

     Hm…. Kini teriakan hujan yang deras mulai menggetarkan gendang telinga ku, sungguh berisik. Hujan aku salut pada mu karna suara berisik dari mu membawa ku mengingat perkataan kak Yerry yang selalu berdengung di telingaku “sayang ubah cara berpikir mu” itu yang sering dikatakannya jika aku mengutarakan maksud dan kemauan ku. Terkadang aku berpikir untuk tidak mau berbicara banyak hal kepadanya, tapi aku paham benar bahwa dia ingin aku menjadi pribadi yang lebih baik lagi walau terkadang aku tak suka dengan caranya, karna bagiku dia itu  menyebalkan sangat menyebalkan tapi terkadang itu yang ku tunggu darinya. Saat aku melihat ekspresi wajahnya yang lagi kesal dengan ku, itu sebenarnya terlihat lucu untukku. Aku melihat kerutan pada dahinya mungkin ada empat garis kerutan dengan tidak tampaknya garis senyuman diwajahnya “hahaha, itu terlihat sangat lucu untuk ku” kataku dalam hati yang selalu menahan tawa dan membentuk ekspresi wajah yang memelas seakan-akan aku begitu menyesal telah membuatnya kesal. Ada saatnya rasa kesal diganti dengan keheningan, itu ketika kami kehabisan topic pembicaraan dan lagi-lagi aku si pembuat ulah dalam hubungan ini. Tak terucap oleh ku apa yang terkonsep dalam pikiran dan hatiku mengenainya, aku takut salah jika aku berani mengatakan apa yang ada dalam benak ku walau terkadang ia memaksaku untuk selalalu mau mengatakan apa yang kuinginkan. Hanya aku sudah cukup lelah berusaha untuk mengatakan apa yang ku mau, karna pada akhirnya aku akan menyesal telah mengatakannya. Yah begitulah sulitnya hubungan yang kujalani seperti jalan berbatu dan penuh lika-liku.

     “Kenapa hujan harus datang hari ini, sungguh menyebalkan” gerutu seseorang yang membanggunkan lamunan ku. Ternyata tidak semua orang menikmati kehadiran hujan, walau semua orang pasti membutuhkannya. Wow hujan begitu menarik perhatiaan ku yang di penuhi rindu. Yahhh, walau terkadang aku tak ingin rindu itu datang, tapi aku yakin semua orang juga mempunyai rindu seperti yang ku alami. “ohhh hujan kau kembali mendinginkan ku dengan rasa rindu ini…. Yahhh, dia sedang apa ya dan dengan siapa??? Apakah dia merasakan hal yang sama dengan ku???” gumam ku dalam hati yang dipenuhi rindu. Dilan bilang rindu itu berat Milea tidak akan sanggup, yah sepertinya apa yang Dilan katakan memang benar. “Ha…. Hujan apakah kau dapat menghantarkan rasa rindu ini padanya, karna aku tahu, kau hujan sekarang juga berada dekatnya???”

     Kembali aku menatap hujan dan aku mencoba merenungkan semuanya yaitu mengenai hujan dan cinta. Hujan tak pernah marah dan sakit walau harus jatuh berkali-kali karna setelah hujan turun akan memberi kesegaran dan kehidupan. Bagaimana dengan cinta??? mungkin cinta tak akan marah atau sakit walau seberapa kerasnya jatuh dan terhempas berkali-kali karna setelah cinta membuktikan ia berani untuk menanggung semua, disaat itu komitmen yang kuat akan terjadi. Yah sekarang aku mengerti satu hal bahwa aku harus seperti hujan yang tetap bertahan karna ku tahu saat aku berhasil, hubungan ini akan lebih harmonis dan kreatif seperti yang kami inginkan selama ini. Aku harap itu terjadi karna sehabis hujan akan ada pelangi yang indah dan aku berharap hubungan ku dengan kak Yerry akan seindah pelangi itu. Memiliki warna yang bervariasi dan indah menghiasi langit yang membentang luas sungguh terlihat kreatif dan keren. Ku yakin aku pasti bisa… pasti bisa menjadi pelangi yang indah di hatinya, yang ku cinta,,, Yerry.




Monday, March 18, 2019

CCR | KU TERIMA HARAPAN PALSU

KU TERIMA HARAPAN PALSU

Jujur saja ku tak mampu, hilangkan wajahmu di hatiku

Meski malam menggangu, ku tak di sisimu setiap waktu

Ku sadari aku cinta padamu …..

Meski ku bukan yang pertama di hati mu 

Tapi cintaku terbaik, untuk mu….

     Lagu casandra cinta terbaik sangat cocok untuk kisah ini. Kisah dengan awal pertemuan yang aneh, penuh perjuangan, rasa sakit, dan ternyata berujung pahit. Tepat di hari yang cerah yang menambah semangatku untuk berkuliah hari ini yang penuh dengan harapan. Dihari ini aku dapat bertemu dengannya walau aku tahu saat aku bertemu dengannya aku akan berlari seperti orang yang sedang melihat hantu. Ku langkahkan kaki ku menuju kelas, dengan goresan senyum di wajahku dan didalam hati penuh harap dapat bertemu dengannya. “dek.. Irene sini, ada yang mau kaka kasih tau” sahut seseorang yang membuatku menoleh ke arahnya. Ternyata dia kak Bimo teman baik seseorang yang berhasil membuatku terhipnotis.

     “kamu milih siapa sih, Yoga atau Galang?” pertanyaan singkat padat dan tidak jelas itu membuatku binggung dan sedikit besar kepala. “ tak ada yang aku pilih dari mereka, aku mau fokus” jawab ku.

     “fokus?? Pasti pemikiran mu uda jauh sekali, hanya memilih aja kok susah sekali” jawabnya. “ntahlah kak, tapi sepertinya aku suka dengan kak yoga bukan kak Galang” jawabku yang membuat wajah penasarannya hilang.

     “oh ya uda, nanti aku selesaikan” jawabnya.

     Mendengar jawaban itu membuatku mematung dan si bening cair mulai membasahi keningku dan mata ini tetap memandang tubuh seseorang yang pergi meninggalkan ku. Jawaban terakhir yang dilontarkan kak Bimo membuatku berpikir aku akan mendapat masalah yang besar, “ apa yang akan di selesaikan?? Apa yang akan terjadi?? Oh Tuhan tolong aku!!!!” Gumam ku. Si waktu memang tidak pernah lelah berhenti begitu juga dengan jawaban yang kunanti-nantikan. Teredeng… deng aku dipertemukan  dengannya, omg…. Apa ini?? Dia tepat berada di hadapanku?? Tuhan tolongggg!!!!!!! Si bening cair siap membasahi keningku dan detak jantungku semakin tidak stabil saat aku mendengar suaranya dan gerakan tangannya yang mau menghapiri tanganku “dek aku sayang kamu” (I LOVE U) oh ya Tuhan serasa maut sudah di depan mata.” Aku membisu hingga si gendut mulai melontarkan pertanyaan yang membuat malaikat maut siap menjemput ku “Irene mau pilih siapa, Galang atau Yoga? Ku tarik nafas panjang dan ku katakan dengan polosnya “aku mau fokus kuliah, tapi aku suka sama kakak ini,” sambil menunjuk dirinya yang berhasil membuat ku merasakan kedatagan Tuhan kedua kalinya. Sejak saat itu aku kehilangan setengah nyawaku, pucat pasi itu warna wajah ku saat aku mulai melangkah keluar dari ruang kelas yang ia gunakan untuk mengucapkan kata terlarang itu.

     Dengan langkah yang tak berdaya, detakan jantung yang kencang ku membawa diri ke dalam kamar ku, lemah tergulai terbaring diatas ranjang. Aku habis akal karna tak pernah terbayangkan aku akan mengalami hal ini. Keadaan sepi dalam kamar mendukungku untuk menangis, dengan deras air mata membasahi tempat tidurku, suara parau dan sesak menjadi gambaran suasana hatiku. Penuh penyesalan dan tanya “kenapa aku  bisa seperti ini? Seakan aku sedang menjilat ludah ku sendiri?”. Si bening cair tak pernah henti membasahi pipiku, ku coba duduk diatas ranjang dan ku siapkan hati ku untuk berseru kepada Tuhan karna begitu sesak ku rasa. Aku takut dengan apa yang terjadi tadi, aku tak mau jika cinta itu hanya singgah sebentar dan akan pergi. Karna bagiku cinta bukanlah permainan yang hanya dimainkan saat senang dan hanya penghilang rasa bosan. Hal lain yang membuat ku takut jika aku tak bisa menjalin cinta dengan baik karna aku si wanita polos yang tak pernah berani dengan perasaan indah yang disebut cinta.

     “apakah dia benar-benar menyukaiku???? Apakah ini mimpi??? Atau benar dia hanya menjadikanku pelampiasan???” tanyaku dalam hati gundah.

     Ternyata waktu menjawab semua pertanyaan bodoh ku. Aku tak menyangka aku menjadi korban PHP kak Yoga, dia sudah memiliki pacar yang bernama Fitri anak kampus lain. Pernyataan bahwa dia menyukai ku hanyalah omongan basi yang harus kubuang dari pikiran dan hati ku. Perasaan aneh yang kutaruh padanya kuanggap sampah. Sungguh aku tak mengerti begitu mudahnya dia mempermainkanku dan begitu bodohnya aku percaya dengan cinta. Sekarang aku dilingkupi dengan rasa sakit yang amat sakit, sesak di dada ku saat mengetahui cinta itu akan sirna. Tapi aku tak bisa, rasa cinta yang kuberi untuknya telah sampai pada sang Maha bahwa aku akan tetap mencintainya dan benar seemakin aku melupakannya semakin mengingatkan ku tentang dirinya. Apakah cinta akan berbalik dan memihak untuk ku?? Tanyaku dalam kepedihan.

Pesan: Mencintai bukanlah hal yang salah tetapi memberi harapan pada seorang yang tidak kamu cinta akan menjadi salah karna hanya akan meninggalkan luka dan kepedihan baginya.