HUJAN, HUJAN DAN HUJAN
Saat rintik hujan turun membasahi bumi aku menyadari kehebatan dari hujan yaitu hujan mampu membawa raga pada bayang kenangan yang telah lalu. Hujan berhasil menghipnotis dan membawaku terayun dalam bayang saat pertama kalinya aku menyadari bahwa aku jatuh cinta dengan dia, yang sering ku sapa kak Yerry. Aku menaruh hati pada kakak kelas ku, yang diawali dengan hal konyol dan membuatku tak mengerti jelas, apa yang membuat ku tertarik padanya. Tapi tersadar aku telah dilumuri lem yang membuatku merekat dengannya. Terbayang saat aku melihatnya jantungku berdegup kencang seakan tak mau diajak kompromi, bola mataku membesar dan tak sanggup berkedip, tubuhku kaku seakan terkena struk ringan, dan anehnya lagi si bening cair membasahi permukaan keningku seakan aku telah mengangkat beban seberat seratus ton. Tak dapat ku lupa kekonyolanku saat bertemu dengannya dan wajah terheran-heran yang ditunjukkannya saat melihat ku membuat pipiku merah merona menahan malu. Tak disangka ternyata dia dapat menaruh hati pada gadis aneh sepertiku hingga aku dan dia terpadu dalam cinta hingga membangun jembatan pada suatu hubungan yang di dasari komitmen. “Terimakasih” gumam ku sambil melihat hujan. Setidaknya kenangan itu terlukis saat hujan untuk mengobati pilu yang kurasa karna aku diselimuti rindu yang dalam kepada dia, yang ku cinta.
Kembali aku memperhatikan hujan yang begitu riang menari diiring suara gemuruh yang sempat membuat ku takut. Tersiar dalam pikiranku dibalik hebatnya badai pasti ada hujan dan halilintar. Sehebat-hebatnya masalah dan seperti apa pun masalah akan ada tetesan air dan jeritan dalam tangis. Lagi-lagi hujan menjebakku pada untaian peristiwa “ha…. Mengapa semuanya berubah, mengapa harus begini?” teriakku dalam hati mengingat begitu pilunya hubungan ku saat ini. Sepertinya hubungan ini lagi dilanda badai. Memang benar perempuan lebih handal dalam menggunakan perasaannya hingga lebih cepat terluka karna lupa menggunakan logika, ya mungkin seperti itulah diriku. Sebut saja aku Miccel yang begitu mencintai Yerry, dan aku tipikal gadis yang tidak memiliki sisi romantis. Uhhh,,, bayangkan saja betapa sulitnya menjalin hubungan dengan ku, wajar saja jika Kak Yerry jenuh dalam hubungan ini. Hari-hari ku berlalu seperti rintik hujan yang selalu jatuh mengikuti maunya angin. Tidak ada bedanya denganku yang selalu dalam usaha keras mengikuti alur permainan hubugan ini. Jujur saja sangat berat bagi gadis seperti ku menjalin hubungan dengan pria yang jauh berpengalaman tentang seluk beluk cinta. Yahhh,,, seperti hujan yang berat untuk meninggalkan awan yang gelap.
Hm…. Kini teriakan hujan yang deras mulai menggetarkan gendang telinga ku, sungguh berisik. Hujan aku salut pada mu karna suara berisik dari mu membawa ku mengingat perkataan kak Yerry yang selalu berdengung di telingaku “sayang ubah cara berpikir mu” itu yang sering dikatakannya jika aku mengutarakan maksud dan kemauan ku. Terkadang aku berpikir untuk tidak mau berbicara banyak hal kepadanya, tapi aku paham benar bahwa dia ingin aku menjadi pribadi yang lebih baik lagi walau terkadang aku tak suka dengan caranya, karna bagiku dia itu menyebalkan sangat menyebalkan tapi terkadang itu yang ku tunggu darinya. Saat aku melihat ekspresi wajahnya yang lagi kesal dengan ku, itu sebenarnya terlihat lucu untukku. Aku melihat kerutan pada dahinya mungkin ada empat garis kerutan dengan tidak tampaknya garis senyuman diwajahnya “hahaha, itu terlihat sangat lucu untuk ku” kataku dalam hati yang selalu menahan tawa dan membentuk ekspresi wajah yang memelas seakan-akan aku begitu menyesal telah membuatnya kesal. Ada saatnya rasa kesal diganti dengan keheningan, itu ketika kami kehabisan topic pembicaraan dan lagi-lagi aku si pembuat ulah dalam hubungan ini. Tak terucap oleh ku apa yang terkonsep dalam pikiran dan hatiku mengenainya, aku takut salah jika aku berani mengatakan apa yang ada dalam benak ku walau terkadang ia memaksaku untuk selalalu mau mengatakan apa yang kuinginkan. Hanya aku sudah cukup lelah berusaha untuk mengatakan apa yang ku mau, karna pada akhirnya aku akan menyesal telah mengatakannya. Yah begitulah sulitnya hubungan yang kujalani seperti jalan berbatu dan penuh lika-liku.
“Kenapa hujan harus datang hari ini, sungguh menyebalkan” gerutu seseorang yang membanggunkan lamunan ku. Ternyata tidak semua orang menikmati kehadiran hujan, walau semua orang pasti membutuhkannya. Wow hujan begitu menarik perhatiaan ku yang di penuhi rindu. Yahhh, walau terkadang aku tak ingin rindu itu datang, tapi aku yakin semua orang juga mempunyai rindu seperti yang ku alami. “ohhh hujan kau kembali mendinginkan ku dengan rasa rindu ini…. Yahhh, dia sedang apa ya dan dengan siapa??? Apakah dia merasakan hal yang sama dengan ku???” gumam ku dalam hati yang dipenuhi rindu. Dilan bilang rindu itu berat Milea tidak akan sanggup, yah sepertinya apa yang Dilan katakan memang benar. “Ha…. Hujan apakah kau dapat menghantarkan rasa rindu ini padanya, karna aku tahu, kau hujan sekarang juga berada dekatnya???”
Kembali aku menatap hujan dan aku mencoba merenungkan semuanya yaitu mengenai hujan dan cinta. Hujan tak pernah marah dan sakit walau harus jatuh berkali-kali karna setelah hujan turun akan memberi kesegaran dan kehidupan. Bagaimana dengan cinta??? mungkin cinta tak akan marah atau sakit walau seberapa kerasnya jatuh dan terhempas berkali-kali karna setelah cinta membuktikan ia berani untuk menanggung semua, disaat itu komitmen yang kuat akan terjadi. Yah sekarang aku mengerti satu hal bahwa aku harus seperti hujan yang tetap bertahan karna ku tahu saat aku berhasil, hubungan ini akan lebih harmonis dan kreatif seperti yang kami inginkan selama ini. Aku harap itu terjadi karna sehabis hujan akan ada pelangi yang indah dan aku berharap hubungan ku dengan kak Yerry akan seindah pelangi itu. Memiliki warna yang bervariasi dan indah menghiasi langit yang membentang luas sungguh terlihat kreatif dan keren. Ku yakin aku pasti bisa… pasti bisa menjadi pelangi yang indah di hatinya, yang ku cinta,,, Yerry.
No comments:
Post a Comment